Penjaga hati itulah sebutan nama buat bapaku. Semasa hidupnya banyak tawa dan canda yang ia berikan dikeluargaku, aku juga julukin dia sebagai family hero. Keluargaku sederhana, aku terlahir sebagai anak bungsu dari dua bersaudara, saudaraku yang pertama juga laki-laki.
Bapakku hidup sebagai seorang petani biasa yang kebutuhan hidup kami mengandalkan hasil tanaman bulanan seperti sayuran, pisang, cabai, tomat,dan tanaman bulanan yang lainnya.
Pada suatu ketika keluargaku diberikan cobaan yaitu ibuku mengalami jatuh sakit maag yang sudah para dan harus masuk rumah sakit, di sana ibuku dirawat berminggu-minggu hingga sampai berbulan-bulan sehingga banyak membutuhkan biaya inap dan perobatan yang sangat besar jumlahnya, pada saat itulah bapakku harus dengan rela dan terpaksa menjual kebun kami yang sudah ditanami tanaman tahunan yang itu mungkin menjamin masa depan kami sebagai anak-anak. Demi ibu bapakku rela mengorbankan semua yang kami miliki.Satu tahun sudah terlewati ibuku menahan rasa sakit yang dideritanya dan pada saat itu juga ibuku harus bertahan di rumah sakit. Selama ibu di rumah sakit bapaklah menggatikan posisi ibu, memasak, mencuci, dan pekerjaan lainnya, disela-sela waktu bapak juga harus mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga kami.Hari demi-demi hari keluargaku menjalani hidup dengan suka duka, sehingga pada suatu hari kabar bahagiapun menghampiri keluargaku dengan atas kuasa Allah ibuku sembuh dari penyakitnya. Setelah ibu sembuh dari sakit yang berkepanjangan bapakku mulai bangkit dan bersemangat lagi, bapak mulai membuka lahan baru diseberang pulau yang tak jauh dari kampung untuk bercocok tanam tanaman bulanan.Pada masa itu sekitar tahun 1998 bapak dan ibu belum memiliki mesin kendaraan laut (perahu katinting) jadi kalau ke kebun masih menggunakan perahu biasa tanpa mesin jadi harus mendayung menyebrangi lautan dengan jarak tempuh sekitar dua jam untuk sampai ke kebun, dikebun itulah bapak dan ibu membangun sebuah gubuk kecil dan nantinya tinggal di sana untuk menjaga hasil tanaman bulanan kami.Kebun kami ini dekat dengan salah satu perusaahaan ikan, sehingga hasil panen tanaman bulanan langsung di jual di sana. Alhamdulillah rejeki bapak dan ibu selalu dilancarkan oleh Allah SWT sehingga bapakku meniatkan membangun rumah yang dulunya telah rusak parah.
Sekitar tahun 2002 bapak mulai membeli bahan-bahan kayu balok sebagai bahan dasar pendirian rumah. Aktivitas bapak mengambil pasir didekat kampung juga sudah mulai dilakukan secara rutin tiap pagi dan sore. Pagi-pagi yang masih gelap gulita pukul tiga pagi sebelum subuh bapak sudah mendayung menuju ke tempat pengambilan pasir, sejam kemudian sudah balik dengan perahu yang dipenuhi karung-karung yang berisi pasir.
Setelah sholat subuh bapak kembali melakukan aktivitasnya yaitu dengan memikul karung-karung yang berisi pasir tersebut dari pantai menuju kerumah, sesekali bapak terlihat sangat lelah tetapi selalu berusaha tegar dihadapan kami. Aku bisa merasakan kalau karung-karung yang berisikan pasir itu sangatlah berat apalagi dalam kondisi basah, bapak juga harus bolak balik mengangkat dan memikul karung itu dengan sendiri. Saat itu aku hanya bisa membantu sesuai tenagaku karena waktu itu aku masih kecil.Setiap pagi gelap gulita bapak dengan rutin megangkat dan memikul karung-karung yang berisikan pasir, aku tak bisa membayangkan itu betapa semangatnya bapak dalam mendirikan rumah.Pada pukul tuju pagi bapak dan ibu sudah harus bersiap-siap lagi untuk ke kebun dengan aktivitasnya mendayung menyebrangi lautan, walaupun arus air laut pagi itu sangat kencang dengan penuh ombak-ombak kecil, tak menghambat semangatnya untuk mendayung, kadang terbawa arus air laut tetapi semangat juang untuk kami bapak mengerahkan tenaganya untuk melawan arus, angin serta gelombng laut yang selalu mengahadang.Pada sore hari pukul empat belas bapak sudah sedikit demi sedikit mengumpulkan batu untuk persiapan pondasi rumah, ketika pulang dari kebun bapak dan ibu membawa hasil kebun dengan tambahan batu yang memenuhi perahu. Ukuran perahu yang kecil dengan berisi batu dan hasil kebun, terkadang menyulitkan bapak untuk menyebrangi lautan, sedikit saja ombak yang menghantam akan menenggelamkan perahu beserta isinya, bapakku yang begitu berani mempertaruhkan nyawanya demi kelangsungan keluarganya dan masa depan kami sebagai anak-anak.Bertahun-tahun bapak melakukan aktivitas yang sama seperti itu. Seiring berjalannya waktu hingga usiaku bertambah dan aku juga sudah bisa membantu bapak, setiap pulang sekolah aku selalu mengahabiskan waktu bersama bapak, pengen merasakan gimana rasanya bapaku menghadapi arus dan gelombang selama di lautan dan ternyata bukanlah hal yang gampang, membutuhkan tenaga yang ekstra dan keberanian yang lebih besar untuk menyebrangi lautan dengan perahu kecil yang berisi dua nyawa manusi.
Berepa bulan kemudian bapak ke kota untuk mebeli bahan semen serta bahan bangunan lainya untuk membuat pondasi rumah, setelah semua bahan sudah siap pondasi rumah pun dibangun di atas tanah milik bapak ibu. Setelah dibagun pondasi rumah bapak terlihat bahagia karena sudah ada dasar untuk membangun rumah, bapak semakin semagat lagi mengabil pasir dan batu untuk lanjutan tahap pembagunan berikutnya.Seiring berjalannya waktu rumah pun didirikan, saat itulah bapakku selalu berusaha mengajari aku untuk mencoba membuat/mengecor rumah setiap pulang sekolah. Aku belajar hingga bisa dan alhamdulillah bisa sedikit meringankan beban bapak. Bapakku pernah menceritakan targetnya dalam membangun rumah kami “ Nak insya Allah bapak targetin pada saat kamu lulus SMP dan masuk SMA rumah ini sudah rampung dan sudah dipasang jendela kaca agar besok-besok temanmu datang bisa nginap dirumah kita”Tiga tahun kemudian aku sudah lulus SMP dan sangat luar biasa targetnya bapakku sesuai dengan apa yang perna diceritakan padaku waktu itu.
Bapakku cuman seorang petani biasa, bukan juragan petani dan bukan seorang pegawai PNS, tapi aku bangga karena dalam jangka waktu 4 tahun bisa membangun rumah sendiri tanpa hutang atau kredit. Bapakku punya kemauan yang sangat keras, sehingga apa yang dicita-citakan dapat terwujud dengan baik.Suatu ketika bapak menanyakan cita-citaku, “Nak setelah lulus SMA kamu mau lanjut kuliah atau tes polisi” karena aku pengen yang cepat membahagiakan orang tua dan dari dulu memang cita-citaku pengen jadi polisi dan kusampaikan kebapaku “ Aku ingin tes polisi dulu bapak, kalau tidak lulus baru kuliah” mulai saat itu bapak kembali berusaha mencari uang untuk biaya aku ke depan pada saat mengikuti persiapan tes polisi.
Bapak dan ibu jarang di kampung, mereka sering mengahabiskan waktu di kebun, seminggu sekali baru pulang ke kampung. Terkadang aku merasa sedih karena bapak dan ibuku terlihat kurus karena selalu memikirkan masa depanku, mereka mencari uang tanpa memikirkan badannya.
Bapak terlihat kurus, tulang nampak keluar, rambut sudah beruban dan terlihat rontok, wajahnya selalu terseyum dan sesekali diam, ibuku sudah beruban, badannya pun sudah mulai kurus. Mereka jarang memikirkan dirinya karena demi masa depanku bapak dan ibuku menghabiskan masa tuanya dengan kerja keras.
Pernah sekali terlintas dipikiranku untuk tidak lanjut sekolah dan ingin kerja saja, agar bisa meringankan beban mereka. Suatu ketika aku mendegar bapak sama ibu bercerita saat malam sudah mulai larut, mereka menceritakan bagaimana kelangsungan masa depanku, mereka harus menabung lagi agar aku bisa kuliah atau tes, mereka tidak mau aku berhenti sekolah karena keterbatasan biayaHatiku tersentuh dengan percakapan mereka, air mataku pun menetes, betapa mulianya mereka memikirkan masa depanku dengan penuh semagat dan kemauan yang tinggi, mereka tidak berharap uang atau pun kedudukan, yang mereka impikan aku bisa bahagia dengan masa depanku cerah.
Beberapa tahun kemdian aku pun sudah harus mempersiapkan diriku menghadapi ujian sekolah dan ujian nasional SMA. Aku kembali ke rumah untuk meminta doa restu agar ujianku berajalan dengan baik dan bisa lulus UNAku pun kembali ke desa menuju rumah, di sana cuman sehari dan besok harus ke kota lagi karena tidak ada libur sekolah. Pada saat kembali ke kota bapak ingin mengantarkan aku dengan perahu motor katinting, karena di tempatku adalah daerah kepulauan maka sebagian perjalanan melalui laut. Pada saat dalam perjalanan menuju ke kota bapakku sering bercerita tentang banyak hal, terutama kisah perjalanan bapak pada saat masih muda dan merantau dan mengililingi pulau halmahera. Bapak punya banyak teman yang bahkan jadi seperti saudara sendiri.
Hari itu bapakku banyak bercerita tentang masa mudahnya yang belum pernah bapak ceritain ke aku dan ternyata hari itu juga adalah kisah cerita terakhir bapak bercerita tentang masa mudanya. Ada banyak nasehat menyetuh hati, tutur katanya yang lembut, dan ada satu senyuman terakhir saat itu.Bapakku terlihat begitu bercahaya, wajahnya terang terang dan ceria kaya ada sesosok malaikat yang mendampinginya, mungkin inilah tanda kalau bapakku akan dipanggil untuk kembali ke sang Khalik. Tidak terasa sudah sampai di kota dan aku pun menjatuhkan kaki ke tanah untuk melangkah melanjutkan perjalanan menuju ke rumah.Dalam perjalanan ke rumah nenek hati ini selalu bertanya-tanya, kenapa hari ini bapak terlihat begitu ceria dan mukanya agak bercahaya, ah aku tetap berpikir positif, mungkin bapak senang karena sebentar lagi aku melanjutkan jenjang studi yang berikutnya.Pada saat sampai di rumah aku teringat dengan beberapa ucapan yang pernah bapak sampaikan, seingatku kalimat terucapkan saat itu " Jikalau aku menjadi seorang polisi atau sarjana maka dia akan menggendongku dari jembatan dermaga hingga sampai rumah” terdorong dengan nasehat itu aku pun bertekad untuk menggapai cita-cita itu.
Pada saat aku mengahadapi ujian terakhir, aku bermimpi bahwa bapakku memang benar-benar menggendongku saat menjadi seorang yang berhasil menyelesaikan pendidikan, dan ternyata mimpi itu bertanda lain.
Hari sabtu adalah hari terkahir aku mengikuti UN SMA dan pagi itu aku mendapatkan kabar bahwa bapakku jatuh sakit kritis. Hari itu aku langsung syok karena seminggu yang lalu bapak terlhat masih sehat-sehat saja dan semasa hidupnya pun aku belum pernah melihat dan mendengar bapak mengeluh sakit.
Muncul perasaan yang mendunga-duga mungkin bapak sering sakit tapi bapak menyembuyikan rasa sakitnya, bapak sering berpura-pura kuat dan sehat dihadapan kami anak-anak, karena takut kami sedih, karena takut merepotkan, mungkin juga bapak tidak ingin anak-anaknya kepikiran.Hari itu aku benar-banar terpukul hatiku hancur dan tak berdaya, rasa bingung dan rasa cemas sudah mulai menyelimuti tubuhku sehingga hari itu pun aku tidak fokus menghadapi ujian.Semua pikiran dan hatiku hanya tertuju pada kedaan bapakku, aku ingin cepat pulang, aku ingin melihatnya, memastikan kalau bapakku sehat, memastikan beliau seperti sediakala, masih bercerita masih dan aku masih ingin mendengarkan ceritanya.Rasa takut menghantui, muncul perasaan cemas berlebihan "Bagaimana jika bapakku benar-benar sakit dan pergi meninggalkanku" siapa yang akan menasehatiku jika aku salah, siapa yang menjadi tempat sadaran dikala aku dalam kesedihan, siapa yang akan menjadi teman berbagi ceritaku, lalu bagaimana perasaan ibuku.Tubuhku terasa dingin pengen cepat-cepat kutemui dan ku pastikan keadannya.Setelah ujian aku langsung kembali pulang menuju ke kampungDalam perjalanan pulang aku selalu berdoa agar bapakku masih bisa dan kami bisa melanjutkan cerita yang belum selesai dalam perjalan kemarin, aku masih ingin banyak belajar dari sosok bapak.Ketika kakiku mulai menginjak papan dermaga, setetes air matahpun jatuh, saat itu semua orang kampung melihatku dengan tatapan yang sangat sedih, sapaan yang begitu halus dan sopan. Dalam benakku bertanya-tanya, ada apa dengan bapakku? Kenapa semua orang memandangku dengan muka yang begitu sedih? Adakah yang salah degan diriku ini?Pada saat aku berjalan menuju rumah, langkah kakiku seakan terbang aku tak bisa mengontrol diriku. Setelah sampai depan rumah, pintu rumah pun terbuka lebar, ada banyak orang yang berdatangan. Diriku semakin sedih dan bingung, air mataku kembali menetes dan seakan diriku tak berdaya lagi.Kaki ini mulai melangkah dengan cepat dan menuju kekamar bapakku, hari itu aku melihat bapakku terbaring lemah dan tak berdaya, Ibu yang menyambutku dengan sebuah pelukan hangat yang diselimut dengan rasa sedih dan tangisan air mata.
" Nak bapak sakit"lalu kembali menjawab dengan menguatkan ibu“Bapak bisa disembuhkan ibu yang tenang ya”
Aku kembali lagi melihat bapakku dengan membayangkan, dulu dia begitu kuat, tangguh, bersemangat, ceria suka becanda. Aku pun memeluk dia, tubuhnya dingin, tidak ada gerakan apapun darinya, padahal dulu dia sering merespon pelukanku dengan bersemangat. Kupeluk lagi, kucium keningnya, kucium pipinya hanya satu respon dari bapaku yaitu seyuman.Kubiskan ditelinganyaBapak aku datang, coba bapak buka matanyaAku suda selesai ujian sebentar lagi aku aku tes pakBapak ayo buka matanya.. Ayo pak….Bapaku tetap diam, dia hanya mendengar dan mengeluarkan air mataBapak tidak bisa lagi berbicara, tidak bisa lagi melihatku lagi..Aku kembali lagi membisiknyaBapak lihat aku, ini anakmuSekarang aku datang didekatmuBapak bukalah matamu untukku
Bapak..lihat aku..Sebentar lagi aku akan banggakan keluarga ini dengan keberhasilan ku.Mata masih tetap tertutup, bapak tak bisa lagi membuka matanya dan hanya air matalah yang keluar, kuhapus air matanya yang terus mengalir.Seumur hidupku belum pernah aku melihat bapakku mengeluarkan air matanya dan hari itu baru aku melihatnya, sebuah tanda kasih sayang yang paling tulus dan paling dalam inilah air mata seorang paling bijak, paling tangguh. Air matanya terus mengalir keluarMungkin bapak sudah merasakan kalau dia akan pergi meninggalkan kami. Air mata bapakku terus menerus keluar dan saat itu pula aku kembali menangis Malam itu aku berdoa“Ya Allah sembuhkanlah bapakku aku pengen banggakan bapakku, berikan aku kesempatan untukku membalasnya”Sore itu aku suapin bapakku makan, ya mulai sedikit senang karena bisa makan, hatiku sudah sedikit legah, ada harapan bapakku bisa sembuh lagi.Setengah jam kemudian bapak memuntahkan makanannya, dan muntah lagi tetapi kali ini air bercampur dengan darah. Hari itu aku menangis tersedu-sedu karena belum pernah aku melihat bapak seprti ini, ada sedikit putus asa jika bapak pergi aku juga pengen ikut pergi bersamanya untuk nemanin dia.Dua hari sudah terlewati bapakku tanpa makan tanpa minum, tanpa melihat dan hanya mengeluarkan air mata. Tubuhnya semakin lemah dan badannya semakin dingin. Aku dekati dan kuhapus air matanya yang terus mengalir keluar.Rasa sedih yang tidak bisa kutahan sehingga membuat diriku tak mampu menahan air mataku. Setiap kali aku menghapus air matanya air mataku terus mengalir dan tangisan suaraku selalu ingin mengeras tanpa peduli siapapun yang akan mendengarnya.Senin pukul sebilan pagi bapakku kembali memuntahkan darah lagi, pada saat itulah jantungnya mulai melemah, badannya mulai dingin dan hembusan napasnya pun sudah mulai pelan.
Suara tangisanpun sudah mulai terdengar, aku pun tak kuat seakan tidak kuat lagi menahan kesedihanku. Kuhapus air mata bapakku yang terus mengalir, kupenggang tangannya yang begitu dingin, kembali kupeluk lagi tubuhnya dan saat napasnya pun mulai perlahan-lahan berahir.Surat yasinpun mulai dibacakan. Ayat demi ayat mengantarkan kepergian bapakku hingga napasnya pun berakhir. Matanya tertutup begitu indah., mukanya tersenyum, dan menyisakan air mata dipipinya.Kembali kucium wajahnya…..
Aku tak berdaya menatapnya, jiwahku tak mampu menahan rasa sedih yang begitu mendalam, badanku melemah di saat itu juga seakan-akan aku ikut ingin ikut bersamanya.Aku memnggil-memanggi dia
"Bapak…bapak….bapak !!Kenapa kamu begitu cepat pergi meninggalkanku...!!Cita-citaku masih jauh, mimpi belum tercapaiAku butuh tanganmu untuk menjadi penopang masa depanku…Aku butu nasehatmu untuk bekal kehidupanku..Aku butuh sadaran untuk biar aku tetap kuatKenapa bapak begitu cepat pergi meninggalkanku… Ya Allah kuatkan aku ya Allah..!!Rasanya ini terlalu cepatAku tak menduga kalau bapakku pergi sesingkat dan secepat iniMungkinkah ini cara Allah menguji aku dan keluargaku
Aku melihat ibuku yang begitu sedih, aku pun kembali bangkit dan berusaha untuk menahan semua rasa yang ada. Aku berpura-pura kuat demi menguatkan ibuku. Kupeluk ibuku sambil menahan rasa sedihku.YA ALLAH kuterima cobaanmu dengan ikhlasSemuanya hanyalah milikmu aku pasrahkan kepadamu.Kuatkan ibuku dan keluarga kami ya Allah agar taba dan sabar dalam menghadapi cobaanmu, aku sadar dengan semua yang aku miliki suatu saat pasti akan kembaliBukalah pintu surga bagi bapakku agar dia selalu bahagia dan senang di sana
Ya Allah tempatkanlah dia disisimu
Ya Allah terima kasih Engkau mengambil dengan baik-baik Hari itu aku ikut memandikan jasad bapakku, rasa sedihku menjadi-jadi karena dulu sewaktu aku masih kecil dia yang selalu memandikanku, setiap hari bergantian sama ibu tanpa mengenal lelah. Aku sangat bersuykur karena saat ini aku masih diberi kesempatan untuk memandikan jasad bapakku dan masih menggurus jenazanya hingga ke liang lahatnya.
Hari itu semua kerabat dan keluargaku datang melayat, satu persatu persatu menceritakan kebaikan bapak semasa masih hidup.. saat bapak mau di antar semua keluargaku berkumpul untuk mecium bapakkku... satu persatu keluargaku menesteskan air mata sambil memeluk ibu dan aku..suasana haru pun semakin dalam...aku cium dia yang terahir kalinya...dan yang terahir kalinyapun aku melihatnya..
Ketika bapak di antar ke pemakaman banyak orang ikut mengatarnya, saat itu banyak teman-temanku yang memberikan nasehat dan menghiburku...setelah dimakamkan satu persatu orang meninggalkan kami..dan yang tersisa hanya ibuku, masku, buleku. budekku, kakak iparku dan aku...rasa haru dan sedih saat itu... aku kembali menguatkan ibu untuk kembali ke rumah..saat terkhir yang aku ucapkan"" Selamat jalan bapakku, terima kasih atas jasamu selama ini..bapak sudah membesarkan aku dengan baik.. aku akan selalu mendoakanmu dalam sholatku.. cita-cita dan harapanmu akan ku kejar..semoga bapak selalu melihatku dengan segalah kesusesanku...terimakasih..assalamu alikum,,sambil berjalan dan meneteskan air mata..
Tahun 2008 tepatnya aku di tinggal pergi oleh bapakku untuk selama-lamanya..kini aku kehilangan seorang bapak, aku merasa tak berdaya..semua cita-cita dan harapanku mungkin sulitku ku raih..aku, masku dan ibuku kehilangan satu tumpuan hidup..suaranya tak akan ada lagi.. yang tersisa hanyalah nasehat yang diberikan ke kami...hampir setiap hari aku menangisi Dia..setiap makan bersama keluarga air mataku selalu jatuh..selalu teringat saat bersamanya..begitu tentram dan bahagia..bapak kalau stiap makan pasti memberikan aku lauk yg itu punya dia..bapakku sangat perhatian kepada kami..bapak selalu bangun dari tidurnya untuk melihatku...dia selalu memberikan aku uang walaupun aku tak memintanya...dia yang menjadi jagoanku ketika aku masih kecil...dia yang menjadi penyemangatku ketika aku uda dewasa..dia banyak memberikan aku nasehat-nasehat biar dimasa depanku bisa mengantikan posisinya...
Seiring berjalannya waktu pengen kuliah..rasa semangatpun mulai ada..tapi sayangnya tidak ada biaya untuk kuliah.. tapi aku tetap optimis apapun caranya aku harus bisa kulia aku pengen membuktikan ke bapak, perjuangan bapakku tak boleh sia-sia sampai disini.. tidak bergunalah aku jika tidak meneruskan perjuangan bapakku..aku bisa membuktikan itu..setelah ngobrol-ngobrol sama keluarga dan dipikir-pikir aku harus istrahat satu tahun dulu untuk mencari biaya masuk kulia..akupun bertekad untuk mencari pekerjaan ke kota..Pada saat ke kota aku mendengar kabar pengumuman hasil tes beasiswa masuk kuliah disalah perguruan tinggi ( UNY ) diumumkan dan dulu aku sempat mengikutinya...sebelum bapakku meninggal aku mengikuti tes beasiswa masuk perguruan tinggi tersebut,,itupun hanya sekedar iseng atau ikut2 teman aja..tapi herannya orang seperti aku, yang otaknya pas-pasan bisa lulus dalam tes beasiswa itu..dan jurusannya apun sulit yaitu jurusan pendidikan kimia... setelah mendengar hasil penguman akupun kaget,, kalau namaku masuk,.. mungkin inilah suatu keberuntungan bagiku..ternyata dibalik cobaan ada hikma dan manafaatnya..Aku bersujud setelah melihat hasil pengumuman itu.. hari itu ibupun aku kabarin kalau aku lulus beasiswa dan bisa kuliah... ibuku menangis sambil memelukku..
Akhir bulan juni 2008 aku harus berangkat kejogja dan harus meninggalkan keluarga..mungkin meninggalkan keluarga suatu hal yang berat, apalagi meninggalkan ibu..rasanya sulit kulakukan.. aku kembali mengingat cerita bapak.. Andaikan hari ini bapak masih ada... bapak akan pergi mengantarku dan sambil jalan-jalan melihat kota-kota besar yang ada dijawa..kepergiaan ku dari kampung halaman ternyata meninggalkan sebuah cucuran air mata bagi keluarga khususnya ibu...ibu yang baru saja ditinggalkan bapak sekarang aku pergi kuliah meninggalkannya..itu rasanya berat sekali...tapi karena demi masa depanku, ibu memberikan aku motivasi dan harapan untuk aku meraihnya..."Terima kasih ya Allah atas Rejekimu ini"...Aku pun meminta doa dan restu sama ibu dan masku,," Ibu jangan sedih, sekarang aku pergi berjuang demi nama keluarga ini"..doakan aku ibu, biar aku bisa mencapai cita-citaku... jagalah aku dalam doamu, agar aku selalu terlindungi...ibu kembali menjawab :" Berngkatlah anakku doaku selalu menyertaimu..aku akan menjagamu seperti kamu masih ada dalam kandungaku"kata-kata ibu menyetuh bangat dan membuatku menangis lagi... akhirnya Ibu dan sekelurgaku mengantrakan aku ke kota...Saat pergi aku cium ibuku dan ku pluk dia.. ibu kembali menyemangatiku..dan malam itu aku berangkat menuju ke kota ternate...
Sesampainya di kota ternate kemudian meneruskan perjanan dari kota ternate menujuke pulau jawa, saat itu aku naik kapal pelayaran nasional indonesia selama 5 hari 5 malam...sepanjang perjalanan berbagai kota-kota di lewati melalui rutenya...tak ku sangka ternyata aku bisa melihat kota ambon Prov. Maluku, kota bau-bau prov.SUL-TENGGAR, Kota makasar Prov. SEL-SEL dan bahkan sampai ke kota2 besar dipulau Jawa...Allhamdulilla kebanggaan tersendiri buat keluargaku karena dikampung cuman aku yang kuliah di jawa..
Setibanya di pulau jawa kota pertama yang aku injak adalah kota surabaya JATIM..persaanku yang sedih ditutupi dengan rasa gembira, senang yang mungkin tidak bisa di uang kapkan dengan kata-kata..Jawa yang dulunya aku cuman lihat diTV kini mejadi nyata...kereta api yang belum perna aku rasain kini bisa aku naik dan merasakannya...oh inikah namanya kota..hahahahaha..dasar orang pesisir...Bapak punya cerita keliling pulau Halmahera, kini ditrunkan ke aku megelilingi beberapa kota besar... mungkin nasehatnya harus selalu ku ingat sehinnga apa yang aku kerjakan bisa tercapai..amin..
Kota jogja merupakan kota tujuanKu karena aku nanti kuliah disana..dari surabaya menuju kota jogja ternyata perjalananna sangat jauh.. selama perjalanan aku sambil melihat kota yang di lalui kereta akhirna tidak terasa sudah samapi di stasiun Malioboro..
Jogja mengahapus air mataku dari kesedihanku yang mendalam, dan Kampus UNY menjadi harapan masa depanku untuk menjadi seorang sarjana...amin....
Setelah beberapa hari diJogja..akupun harus mempersiapkan diri untuk masuk kampus...DI UNY inilah aku memulai perjuanganku yang baru..Ternyata menjadi seorang mahasiswa itu tidaklah gampang...apalagi latar belakang orang tua cuman petani...semenjak aku menjadi seorang mahasiswa aku sering puasa..kadang malam juga puasa hahahaha...masuk kulia pertama kali rasana pengen memundurkan diri karena jurusan yang aku ambil itu jurusan pendidikan kimia...dan harus banyak mengerjakan laporan pake tulis tangan...tapi karena banyak teman-teman yang suport dan ada rasa semagat dalam diri...ya aku nikmatin aja...dan akhirnya aku bisa jalani itu...
Ditahun pertama tepatnya padabulan ramadhan sangat terasa sedihnya karena kali ini aku tidak berkumpul lagisama ibu maupun bapak...setiap sahur maupun buka puasa aku sering mencucurkan air mata.. karena keingat keluarga di rumah...tapi aku berusaha menjalani itu semua...jika aku kangen aku telpon sama ibu dan masku..mereka selalu memotivasiku.. ya aku tau ibu sangat merindukkaku tapi inilah yang harus aku jalani...
cerita waktu kuliah memang lucu..apalagi akhir bulan.. pasti sudah siap-siap minum air dan puasa..banyak suka dukanya..sering berjalannya waktu tidak terasa4 tahun sudah lamanya aku tidak perna pulang...pada tanggal 28 November 2012 aku di nayatakan lulus dalam ujian skripsi dan menjadi seorang sarjana pada tanggal 28 desember...Empat setengah tahun aku berjuang untuk menggapai cita2 itu...dan akhirnnya Wisu dapada tanggal 23 Februari 2013...
Gelar Sarjanaku ini ku persembahkan Ibuku dan Almarhum bapakku...muda-mudahan bapak bisa senang di sana amin...buat bapak aku akan selalu mendoakan mu..kini aku suda memenuhi permintaanmu dan kan ku penuhi janjiku...
Tanggal 29 Maret 2013 aku pulang Ke Kotaku diternate dan melanjutkan perjalanan lagi ke pulau bacan...setibanya di kampung aku merasa bahagia dan bangga karena sepanjang perjalanan dari dermaga ke rumah banyak teman-teman dan keluargaku menyabut aku dengan air mata bahagia....apalagi saat melihat ibu yang aku tinggalin selama 4 tahun...kupeluk dan ku cium dengan tangisan air mata bahagia...semua orang yang disekitarpun ikut terharu dan mencucurkan air mata...." Ibuku bilang"''Kamu suda besar nak.. termaksih nak kamu sudah bikin ibu sama bapak bangga,,walaupun bapak sudah nggak ada tetapi bapak sangat senang sekali dengan keberhasilanmu ini"..seandianya bapak masih ada mungkin sekarang terlihat sangat bahagia.. seperti ibuku...ternyata mereka nggak butu uang.. mereka pengen aku sukses, mereka pengen masa depanku cerah... mungkin terkadang aku menilai mereka salah dengan sikapku,, tapi tujuan mereka sangatlah mulia.. aku dilarang minum-minuman beralkohol agar aku tidak terjerumus ke jalan yang salah...aku tidak tersesat... mereka mengajari hidup dengan contoh mereka bekerja keras...agar kelak aku seperti mereka...
"terima kasih bapak..terima kasih ibuk"Sejenak bersama ibu selama delapan bulan tentulah sangat singkat.. tapi karena pekerjaan menuntut demi mencari masa depanku ibu mengijinkan aku untuk mencari masa depan itu, Kini sudah waktunya aku mencari pekerjaan.. dengan uang pas-pasan aku beranikan diri untuk berangkat lagi ke pulau jawa, bulan november 2013...aku kembali ke jogja untuk merantau lagi dengan tujuan menjacari rejeki...buat ibuku yang tercinta doakan aku slalu semoga aku cepat mendapatkan pekerjaan... amin...
Buat bapakku semoga kamu selalu tenang disana..aku selalu mendoakanmu...Ucapan bapak tetap ku ingat dan ku jaga...kini nasehatmu menjadikan aku lebih baik....aku pengen sepertimu..jejakmu tak terlupakan oleh semua orang yang kenal denganmu...
Setelah sampai dijogja aku langsung mencari pekerjaan.. banyak lamaran yang aku masukin... tetapi belum-belum juga ada panggilan... selama empat bulan aku belum mendapatkan pekerjaan.. uang juga suda habis terpaksa laptoppun aku gadaikan...Baulan maret 2104 akhirnya aku dapat panggilan interview disalah satu Toko buku terbesar.. Alhamdulillah aku di terima kerja di situ..aku jalani aja pekerjaan itu hinnga sekarang.. kini ibu suda mulai tenang dan senang karena suda memilik emapt cucu...
Buat sahabat-sahabtku ku berbahktilah kepada kedua orang tua kita selagi mereka masih ada...jangan sekali-kali meneteskan air mata mereka..karena dengan merekalah kita ada dan kita bahagia....gunakanlah waktu yang ada untuk memberikana kasih sayang yang kita miliki dengan sepenuhnya..jangan menunda....Semoga cerita singkatku ini bisa bermanfaat bagi teman-teman...amin...bagi teman-teman yang senasib denganku..teruslah berjuang dan berusaha yakinlah bahwa kita bisa mewujudkan keiginan mereka.x
x